Vaksinasi Lengkap Optimalkan Pengendalian Covid-19

  • Bagikan

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan karena diyakini mampu mengendalikan laju penularan. Rata-rata kejangkitan dalam tujuh hari terakhir masih di angka 217 kasus.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sekitar 17 ribu pulau di dalamnya. Memiliki penduduk sedikitnya 275.361.267 jiwa per Juni 2022 atau semester I 2022—data dirilis Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau Dukcapil Kementerian Dalam Negeri–tentu upaya Indonesia dalam mengendalikan laju penularan Covid-19 bukanlah hal mudah.

Namun berkat kerja sama seluruh pihak terkait di dalam negeri, angka penularan Covid-19 di tanah air berangsur-angsur bisa ditekan. Bahkan pemerintah juga telah mencabut aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang sempat diberlakukan dalam kurun lebih dari satu tahun, dimulai sejak awal Juli 2021 hingga akhir Desember 2022.

Selang dua bulan pascapencabutan PPKM, tren kasus harian di Indonesia menunjukkan penurunan. Jika di awal-awal Januari 2023, kasus harian sempat tembus di angka 600-an, data yang diolah dari Johns Hopkins University menunjukkan bahwa dalam sepekan terakhir rata-rata kejangkitan berada di angka 217 kasus.

Sementara itu, update laporan dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menunjukkan penambahan 263 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, pada Rabu (15/2/2023). Dengan begitu, total kasus infeksi corona di Indonesia telah mencapai 6.733.478 kasus.

Satgas juga mengungkapkan, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan catatan peningkatan kasus tertinggi, dengan total pertambahan sebanyak 101 kasus. Kemudian diikuti Jawa Barat dengan 67 kasus baru, Jawa Timur 24 kasus, Banten 23 kasus, serta Jawa Tengah dengan 9 kasus konfirmasi baru. Rabu ini, tercatat pula kasus fatalitas sebanyak 5 kasus, naik dari Selasa (14/2/2023) sebanyak 3 kasus.

Kendati sejauh ini penanganan Covid-19 di Indonesia menunjukkan keberhasilan, Juru Bicara Pemerintah dan Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro tetap mengimbau kesadaran masyarakat mau menerima vaksinasi lengkap, demi optimalisasi pengendalian laju kasus secara nasional. “Kondisi ini harus kita jaga dengan baik agar tidak ada lagi lonjakan kasus. Pandemi belum usai, agar pandemi tetap terkontrol dengan baik, salah satu upaya yang penting adalah dengan vaksinasi lengkap dan booster,” kata Reisa di Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Reisa mengingatkan, enam bulan setelah penyuntikan dosis lengkap, pasti ada penurunan antibodi. Oleh karena itu, sambung dia, dibutuhkan vaksin booster agar proteksi diri terhadap Covid-19 kembali meningkat.

“Ini penting sekali terutama untuk kelompok rentan. Itu sebabnya kalau sudah lengkap vaksin dua dosis, jangan lupa juga lengkapi dengan booster atau lanjutannya agar kita tidak mudah tertular dan menurunkan risiko perburukan akibat Covid-19,” ujarnya.

Masyarakat, menurut Reisa, harus mensyukuri situasi transmisi pandemi saat ini. Sebab, sambung dia, penanganan di Indonesia sangat baik dan sejauh ini kondisinya stabil. Sehingga, masyarakat bisa kembali beraktivitas di luar rumah.

Reisa mengatakan, masyarakat perlu tahu bahwa enam bulan setelah penyuntikan dosis lengkap, pasti ada penurunan antibodi. Oleh karena itu, butuh vaksin booster agar proteksi diri terhadap COVID-19 kembali meningkat.

“Ini penting sekali terutama untuk kelompok rentan. Itu sebabnya kalau sudah lengkap vaksin dua dosis, jangan lupa juga lengkapi dengan booster atau lanjutannya agar kita tidak mudah tertular dan menurunkan risiko perburukan akibat Covid-19,” ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, sebulan setelah PPKM dicabut semua parameter epidemiologi menurun dan terkendali. Tidak ada, kata dia, lonjakan kasus atau tidak ada penambahan kematian.

Berdasarkan survei Serologi Antibodi SARS-CoV-2 kepada 16.286 orang di 19 kabupaten/kota, sebesar 99 persen antibodi meningkat. Survei itu dilakukan lewat pemeriksaan darah untuk mengetahui tingkat antibodi. “Itu menambah keyakinan, meski pandemi belum berakhir tapi kita bisa mengendalikan,” ujar Syahril.



Data Penambahan Vaksinasi

Setelah sebelumnya pemerintah menggencarkan vaksinasi booster kedua bagi tenaga medis dan lanjut usia (lansia), mulai usia 60 tahun ke atas, pada 24 Januari 2023, pemerintah menjalankan program vaksinasi booster kedua untuk mereka berusia 18 tahun ke atas. Vaksin yang digunakan merupakan jenis vaksin yang telah memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

Syahril mengatakan, target vaksinasi booster kedua adalah sebanyak 50% dari populasi Indonesia di atas 18 tahun. Adapun total populasi Indonesia di atas 18 tahun sebanyak 200 juta orang. “Untuk itu, target 50%, yakni sebanyak 100 juta populasi. Mengingat, kelompok ini adalah kelompok yang memiliki mobilitas tinggi,” ucapnya.

Terkait ketersediaan stok vaksin, Syahril menuturkan, pemerintah akan menyediakan jumlah vaksin sesuai dengan target populasi. Per Selasa (14/2/2023), tercatat penambahan vaksinasi Covid-19 telah mencapai 75.124 dosis. Baik untuk vaksinasi dosis pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Data Satgas Covid-19 menunjukkan, total jumlah vaksinasi pertama bertambah 2.559 dosis. Sehingga total vaksinasi dosis pertama mencapai 203.8820.360.

Sementara itu, penambahan vaksinasi dosis kedua mencapai 5.097 dosis. Dengan penambahan itu, maka jumlah vaksinasi kedua di Indonesia mencapai 174.823.045.

Sedangkan total vaksinasi ketiga bertambah 21.819, sehingga total vaksinasi dosis ketiga atau booster pertama mencapai 69.737.052. Lalu, total vaksinasi keempat bertambah 45.649, jadi total vaksinasi dosis keempat mencapai 1.954.117.

Pemerintah Indonesia telah memasang target total vaksinasi Covid-19 sebanyak 234.666.020. Maka jika dibandingkan dengan total sasaran vaksinasi Covid-19 tersebut, berarti hingga Selasa (14/2/2023), vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 86,85%.

Adapun tingkat vaksinasi dosis kedua di Indonesia mencapai 74,5%, vaksinasi ketiga 29,72%, dan vaksinasi keempat mencapai 0,83% dari target pemerintah. Sementara itu, berdasarkan sebaran di semua provinsi yang ada di Indonesia, tercatat dari 514 kabupaten/kota, masih ada 253 kabupaten/kota dosis kedua masih di bawah 70%.

Sedangkan, cakupan vaksinasi untuk kelompok lansia masih minim, tercatat masih ada 346 kabupaten/kota capaian vaksinasi dosis kedua untuk lansia masih di bawah 70%. Padahal Syahril mengingatkan, penularan dan kematian akibat virus corona yang ditemukan pertama di Wuhan, Tiongkok, itu relatif tinggi pada mereka yang berusia senja.

  • Bagikan