Webinar Nasional HI Fisip Unfari Bahas Dinamika Demokrasi Di Timur Tengah

  • Bagikan

Bandung- Yayasan Ahmadina Mulya Bandung bekerjasama dengan HI Fisip Universitas Al-Ghifari menggelar Webinar Nasional dengan Tema “ Dinamika Demokrasi Di Timur Tengah”, yang dilaksanakan pada hari Senin, 02 Januari 2023 pukul 13.00 WIB melalui Zoom Meeting.

Peserta yang hadir merupakan mahasiswa dari berbagai kampus dan masyarakat umum. Dengan narasumber Muhammad Rayhan, Lc yang merupakan Direktur Alamy Institute sekaligus Lulusan Sejarah Islam Universitas Al-Azhar Mesir dan Dr. Ahmad Zakiyuddin, SH.,S.IP., M.I.Kom yang merupakan Dosen Islam dan HI di Universitas Al-ghifari Bandung sekaligus ketua Perhumani.

Dalam orasinya Dr. Ahmad Zakiyuddin, SH.,S.IP.,M.I.Kom yg Juga merupakan Dosen Fisip Universitas Langlangbuana mengatakan bahwa Dinamika Demokrasi Di Timur Tengah banyak dipengaruhi oleh Solidaritas Kesukuan atau politik kekerabatan.

Politik Kesukuan bertransformasi menjadi institusi Negara, kabilah kabilah monarki yang turun temurun berkuasa dan kurang percayanya masyarakat bahwa demokrasi akan mensejahterakan rakyat menjadi penyebab defisit demokrasi di Timur Tengah, ” Tegas Zaki.

Selanjutnya Dr. Ahmad Zakiyuddin,SH.,S.IP., M.I.Kom mengungkapkan bahwa dinamika di Timteng juga dipicu Arab Spring yaitu Revolusi yang terjadi di Arab yang banyak didukung oleh pemanfaatan Media Sosial seperti Youtube, facebook dan Twitter yang berakibat pada simpati masyarakat dunia.

Gerakan Arab spring berhasil menggulingkan penguasa Mesir dan Tunisia.Sementara di Negara Arab lainnya seperti Kuwait,Libanon dan Yordania terjadi reformasi dan perubahan pemerintahan,”Kata zaki.

Sementara Muhammad Rayhan, Lc dalam pemaparannya mengatakan terdapat 3 alasan yang menarik untuk membahas tema ini pertama, tema ini selalu menjadi pembahasan di Timur Tengah karena demokrasi di Timur Tengah berbeda dengan demokrasi di negara lain. Kedua, isu demokrasi bukan hanya di Timur Tengah saja tetapi menjadi isu di negara lain termasuk di Indonesia.Ketiga, Timur Tengah merupakan penduduk yang mayoritasnya islam sehinga dunia islam perlu dibahas oleh umat muslim lainnya,”Ungkap Rayhan.

Muhammad Rayhan, Lc menambahkan untuk membahas isu demokrasi ini dan melihat dinamikanya akan dimulai dari peristiwa Arab Spring. Dimana dalam proses Arab Spring dan isu demokrasi di Timur Tengah tidak hanya terikat pada persoalan internasional tetapi juga menyangkut isu regional karena dilihat dari statistik demokrasi setiap negara bahwa mulai tahun 2007 hingga 2021 banyak negara yang demokrasinya menurun dan di tahun 2022 otoriterisme justru menaik saat ini 92% masyarakat di Timur Tengah hidup dalam ketidakbebasan sehingga demokrasi di Timur Tengah mengalami situasi yang menyedihkan.

Muhammad Rayhan, Lc juga mengatakan Arab Spring menjadi salah satu harapan masyarakat Timur Tengah untuk menjadi negara yang demokrasi. Awal mula peristiwa dari Arab Spring yaitu seorang penjual roti asal Tunisia membakar dirinya yang akhirnya terjadi demonstrasi besar-besaran di Tunisia, dimana demonstrasi ini menyuarakan situasi ekonomi yang melemah. Kemudian situasi ini diketahui oleh negara-negara tetangga yang akhirnya beberapa negara mulai ikut mengadakan demonstrasi ini.

Arab Spring saat itu dapat dikatakan berhasil dan mulai terjadinya pergantian pemimpin yang demokratis salah satunya yaitu Tunisia. Tunisia berhasil menjadi negara demokratis namun ketika dipimpin oleh Kais Said, Tunisia kembali menjadi negara yang otoriter dimana segala perintahnya ada di tangan pemerintah.
Hal ini menandakan bahwa Arab Spring tidak berjalan dan secara keseluruhan Arab Spring gagal karena pemerintah yang demokratis digulingkan dan bukan hanya gagal akan tetapi digagalkan,”Pungkas Rayhan.

  • Bagikan