Musim Panen Dimulai dan Harga Beras Lebih Terkendali

  • Bagikan

Pergolakan harga beras mulai melandai. Bulog tak berencana menambah kuota impor. Jabar, Jateng, dan Jatim mulai panen. Fenomena El Nino perlu diwaspadai.

Di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, harga beras rata-rata semua jenis mencapai Rp11.600 per kg di awal Februari 2023, naik hampir Rp300 dibanding posisi awal Januari. Bahkan, dibanding harga di awal Desember 2022, kenaikannya hampir Rp400 per kg. Lonjakan harga tersebut disajikan di laman PT Food Station Tjipinang Jaya Persero (BUMD Pemprov DKI Jakarta) yang bisa diakses oleh khalayak umum.

Rangkaian data yang ada menunjukkan pula bahwa kenaikan harga di Pasar Cipinang itu berkaitan dengan stok yang menurun, bahkan susut 32 persen, dari stok awal tahun. Namun memasuki pekan ke-2 Februari, harga mulai melandai. Belum turun, namun tak ada lonjakan-lonjakan harga. Pasokan dari Bulog cukup gencar, di samping kiriman dari daerah, terutama Karawang dan Subang.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) dari Bank Indonesia juga memberikan gambaran yang serupa. Secara rata-rata nasional, harga beras stabil dalam pekan terakhir, meski posisinya di angka lebih dari seribu rupiah di atas harga beberapa bulan sebelumnya. Harganya bervariasi pada rentang yang cukup lebar dari daerah ke daerah.

Di daerah yang secara tradisional surplus beras, seperti Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, harga rata-rata seluruh kategori (kualitas standar, medium, dan premium), Rp10.850 dan Rp11.350 per kg. Namun, harga tertinggi tercatat di Kalimantan Tengah (Rp17.050), Kalimantan Selatan (Rp15.550), dan Sumatra Barat (Rp15.000).

Harga beras memang merangkak naik sejak Desember 2022, dan mencapai puncaknya di awal Februari 2023. Panen raya musim kering, September-Oktober 2022, terganggu oleh cuaca yang terlalu basah sehingga menurunkan sisi kuantitas maupun kualitas. Stok cepat menipis.

Pemerintah pun menugaskan Perum Bulog mengimpor beras, sebagian besar dari Thailand dan Vietnam, sebanyak 500 ribu ton. Realisasi pengirimannya secara bertahap baru menjelang akhir Desember. Sejak saat itu pula, operasi pasar dilakukan Bulog.

‘’Kami melakukannya secara nonstop. Tanpa jeda. Kami akan lakukan terus sampai harga beras di level yang wajar,’’ kata Dirut Perum Bulog (Persero) Budi Waseso.

Sentra-sentra perdagangan beras terus dipantau oleh Bulog dan dijaga stoknya agar dalam tingkat yang aman. ‘’Untuk Pasar Induk Cipinang, Jakarta, misalnya, kita jaga stoknya tetap di angka 30 ribu ton. Sebelumnya, stok sempat turun hingga ke level 13 ribu ton,’’ ujar Budi Waseno. Menipisnya stok di pasar itulah yang memantik lonjakan harga.

Di tengah lonjakan harga itu, sebagian pedagang berlaku culas. Polda Banten mengungkap ada tujuh pelaku yang menyalahgunakan beras Bulog, mengoplosnya dengan beras lokal, lantas dibikin kemasan baru, dilabeli merek dagang, dan dijual sebagai beras medium dengan harga di atas Rp12 ribu per kg. Padahal, beras Bulog didistribusikan dengan harga paling mahal Rp8.500 per kg (termasuk ke para pedagang), agar harga jual ke konsumen bisa di bawah Rp9.000 per kg.

Beras adalah komoditas yang sensitif. Sedikit ada penyusutan di sisi penawaran, harganya melonjak. Persoalannya, sentra produksi beras hanya ada di wilayah tertentu seperti Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. Stok beras tak merata. Pada daerah yang mengalami defisit stok, harga beras pun serta-merta melonjak.

Impor yang 500 ribu ton itu sebetulnya kurang dari 1,6 persen dari kebutuhan beras nasional. Toh, jumlah itu dianggap cukup untuk operasi pasar di daerah-daerah yang mengalami lonjakan harga. Sejauh ini, secara umum lonjakan harga beras telah melandai, dan belum ada lagi perintah impor kepada Bulog.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yakin, stok beras nasional saat ini sudah cukup, dan bisa menjamin pasokan sampai sepanjang Ramadan dan Idulfitri, yang diperkirakan akan jatuh pada 22-23 April 2022. ‘’Di sepanjang Februari–Maret 2023, luas panen sawah kita bisa mencapai 1,9 juta hektare. Potensi hasilnya 10 juta ton gabah atau 6 juta ton kalau dikonversi ke beras,’’ ujar Mentan Syahrul saat melakukan kunjungan ke Kediri, Jawa Timur, pada Kamis, 9 Februari 2023.

Nada optimistis juga disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Sebagai provinsi penghasil padi terbesar di Indonesia, menurut Khofifah, pasokan beras di Jawa Timur tak mengkhawatirkan. Ada cadangan beras Bulog 98 ribu ton dan hasil panen Februari ini diperkirakan tak kurang dari 200 ribu ton setara beras.

‘’Memasuki Maret, April, dan Mei, Jawa Timur panen raya,’’ kata Khofifah di Blitar, Minggu (12/2/2023). Pada Maret saja, Khofifah meyakini, Jatim bisa menghasilkan 1,05 jua ton beras yang sebagian akan dipasok keluar daerah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga yakin bahwa harga beras sudah terkendali. ‘’Laporan dari Dinas Pertanian Provinsi menyatakan, memasuki Februari ini Jawa Tengah sudah mulai panen. Puncaknya nanti di Maret, April, dan Mei,’’ kata Ganjar. Gubernur Jateng ini pun menyatakan, operasi pasar Bulog tidak mendesak.

Justru, Ganjar Pranowo meminta, jaminan agar pada musim puncak panen nanti Bulog bergegas membeli beras petani untuk stoknya, agar harga gabah tidak anjlok di bawah harga dasar Rp4.300 per kg. ‘’Saat ini harga gabah masih bagus antara Rp5.600–Rp5.700 per kg,’’ katanya, di Semarang.

Secara umum, masa tanam padi di Indonesia ada dua musim. Musim rendeng adalah masa tanam yang dilakukan diawal musim hujan, yakni Oktober atau November, dan kadang bisa molor sampai Desember. Ada pula musim gadu, alias padi musim kering, yang ditanam pada April dan awal Mei.

Masa panen raya musim rendeng, biasanya jatuh pada Maret-April dan sebagian pada awal Mei. Sedangkan, panen raya musim gadu adalah Juli-Agustus.

Tahun 2022 boleh disebut tahun basah. Curah hujan cukup tinggi bahkan di bulan-bulan kering Juli, Agustus, September, dan Oktober. Maka, tak heran bila sebagian petani bisa menanam padi secara lebih awal, yakni pada Oktober sehingga bisa dipanen pada Februari 2023. Kebutuhan beras 2022 secara umum bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri, dan keterbatasan pasokan baru terjadi di akhir tahun.

Akan halnya kenaikan harga beras yang cukup tinggi sepanjang 2022, yakni sekitar Rp1.000 per kg, para pengamat meyakini, itu bukan akibat tingginya permintaan atau terbatasnya pasokan. Melainkan, kata mereka, karena inflasi yang pada 2022 mencapai 5,51 persen secara umum, dengan inflasi di sektor pangan mencapai 10,32 persen.

Lantas, bagaimana proyeksi produksi padi di Indonesia 2023 ini? Kementerian Pertanian memperkirakan pada periode Januari–April 2023 angka produksi beras bisa mencapai 16 juta ton beras yang dipanen dari area sawah seluas 5 juta hektare. Namun, potensi munculnya El Nino yang memberikan dampak kekeringan sepanjang Mei–Juli tentunya akan membuat angka perkiraan produksi panen gadu (Juli–Agustus) perlu disesuaikan.

  • Bagikan