Persiapan PTM, Guru Akan Divaksin

  • Bagikan

KOTA BANDUNG – Dinas Pendidikan Kota Bandung saat ini terus mempersiapkan proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) agar bisa dilakukan di Kota Bandung, menyusul rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menargetkan Sekolah bisa memulai PTM pada Juli 2021 mendatang

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Edy Suparjoto mengatakan, Kemendikbud mengagendakan tahun ajaran 2021-2022, yaitu di bulan Juli bisa dilakukan secara PTM.

“Harus ada kesiapan dari sekolah, pertama siap secara sarana-prasarana, di sekolah itu wajib menyiapkan kelengkapan protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer, masker, wc-nya harus bersih, termasuk alat-alat kebersihan ruangan,” katanya.

Edy juga mengatakan, perlunya kesiapan para siswanya baik secara mental maupun psikososialnya, jika tidak siap pihak Dinas Pendidikan tidak akan memaksakan PTM dilakukan di sekolah.

“Orang tuanya juga harus siap, orang tua paham kondisi zonasi misalnya bisa saja rumahnya hijau, sekolahnya merah,” ucap Edy, pada program Bandung Menjawab di Taman Dewi Sartika, Balai Kota Bandung, Selasa (09/03/2021).

Menurut Edy, selain siswa dan orang tua, pihak sekolah mulai dari guru dan Kepala Sekolah juga harus siap, salah satunya dengan pemberian vaksin kepada mereka serta Kepala Sekolah harus siap dengan risiko yang akan diambil jika melakukan PTM.

“Pemerintah melalui Dinas Kesehatan mengkoordinasikan para guru terutama di pendidikan formal targetnya sudah divaksin semua. Untuk tahap pertama ini penyuntikan vaksin kepada tenaga pendidikan sebanyak 1.339 orang,” imbuhnya.

Edy menyatakan, untuk melakukan PTM disekolah perlunya kesiapan semua pihak sehingga jika terjadi permasalahan saat menerapkan PTM tidak saling menyalahkan.

“Kepala Sekolah melalui analisa, kesiapannya tadi apakah sekolahnya sudah berani atau tidak membuka (PTM), sehingga nanti pada prakteknya tidak saling menyalahkan apalagi muncul yang tidak kita inginkan klaster baru pendidikan atau sekolah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Kurikulum SMP Disdik Kota Bandung Bambang Ariyanto, mengaku sudah menyiapkannya sejak Desember 2020 terkait persiapan PTM, dengan menggulirkan daftar periksa kepada seluruh sekolah melalui laman dapodik.

“Semuanya sudah mengisi daftar periksa dan kami sudah mengecek, hampir sebagian banyak sekolah-sekolah di Kota Bandung dalam keadaan siap melaksanakan PTM, tapi tetap menunggu kebijakan Pemerintah,” katanya.

Bambang mengaku, telah menyusun skenario untuk para siswa yang akan memulai PTM, selain dari kesepakatan antara Sekolah, Komite Sekolah, Orang Tua, dan Siswa.

“Kita siapkan tiga skenario, pertama 10-25% maksimal untuk masa uji coba berlangsung 1-4 minggu. Selanjutnya masa transisi, jika sudah dianggap aman dalam 2 bulan kita menyiapkan maksimal 50% siswa boleh ke sekolah, yang lainnya di rumah. Jadi kita menerapkan metode blended learning, ada campuran antara daring dan PTM. Setelah itu, Adaptasi Kebiasaan Baru 50-100% itu pun tergantung penyebaran Covid-19 di tiap wilayah, dengan konsultasi ke Satgas Covid-19,” jelasnya.

Bambang pun menilai idealnya KBM memang harus dilakukan dengan tatap muka karena terjadi interaksi antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Siswa pun bisa langsung konsultasi dengan gurunya, atau menyampaikan ide serta gagasan yang kritis.

“Harusnya masa-masa jam 7 sampai jam 12 itu anak belajar mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilan, tapi kemudian ketika ruang dan waktu seperti itu tidak ada yang melihat, maka saya katakan terjadi lost cognition,” tambahnya.

  • Bagikan