Asmara dan Kemiskinan Bikin Jumlah Orang Gila di Cilegon Bertambah

  • Bagikan

KliksajaBanten.co – Dinas Sosial Pemerintahan Kota Cilegon mencatat bahwa jumlah warga daerah tersebut yang mengalami gangguan jiwa terus bertambah. Saat ini angkanya mencapai 403 jiwa.

Menurut Kepala Dinsos Cilegon, Abadiyah, diperkirakan jumlah warganya yang mengalami gengguan jiwa akan terus bertambah lantaran ada yang belum terdata.

“Kami sering merazia orang gila, tapi ketika sudah habis terkadang ada lagi yang baru, seperti ada yang mengirim,” ujar Abadiyah, Jumat 30 September lalu.

Abadiyah mengaku, tidak mengetahui persis penyebab ratusan warga mengalami gangguan jiwa karena faktor apa.

Namun, menurut dugaan awal, gangguan jiwa yang dialami warganya kebanyakan karena himpitan ekonomi dan percintaan.

“Dari jumlahnya yang lebih banyak adalah laki-laki,” katanya.

Dalam menangani masalah tersebut, Dinas Sosila Kota Cilegon sudah bekerjasama dengan Yayasan Nurur Rohman, Sawahluhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

“Mereka kami bawa ke sana untuk mendapatkan penanganan di yayasan itu, beberapa di antaranya ada yang sembuh, tapi ada juga yang tidak ada perubahan,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk anggaran yang siapkan pemerintah setempat, Kata Abadiyah, dana yang dikucurkan mencapai Rp 150 juta. Anggaran itu terdiri atas Rp 100 juta dari APBD reguler dan Rp 50 juta dari anggaran perubahan.

“Jadi, kami mesti membayar Rp 3 juta per orang setiap bulan kepada yayasan untuk menangani mereka,” tuturnya.

Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan Personel Satpol PP Kota Cilegon, Adang Wahyudin juga mengatakan, pihaknya sering melakukan operasi warga dengan gangguan jiwa di Cilegon. Namun, jumlahnya sering kali tidak menentu.

“Kadang banyak, tapi kadang juga tidak ada sama sekali. Kalau lagi banyak, sepertinya sih ada yang membuang lewat tol atau kereta, barulah mereka masuk ke wilayah kota,” jelasnya.

Adang mengurai, ia juga sering kali mendapat laporan dari warga prihal adaya orang gila yang menganggu ketenteraman pemilik toko atau pun warga biasa.

“Kalau mendapat laporan, kami juga langsung turun untuk menertibkannya,”  pungkas Adang.

  • Bagikan