Musim Hujan, Banjir dan Longsor Bayangi Warga Cilegon

  • Bagikan

KliksajaBanten.co – Musim hujan telah datang. Bahaya lonsor dan banjir mulai menghantui. Apalagi, intensitas hujan juga diprediksi akan mulai tinggi pada periode Oktober 2016 hingga Januari tahun depan.

Di daerah Cilegon, setidaknya terdapat sejumlah daerah yang masih rawan terjadi banjir dan tanah longsor.

Menurut Sekretaris Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Purwadi, beberapa wilayah yang berpotensi terkena bencana, antaranya Kecamatan Jombang, Kecamatan Ciwandan, dan Kecamatan Grogol dan Kecamatan Pulomerak.

“Empat daerah paling rawan dilanda banjir dan tanah longsor antaranya Kecamatan Jombang, Kecamatan Ciwandan, dan Kecamatan Grogol dan Kecamatan Pulomerak,” ujar Purwadi beberapa waktu lalu.

“Keempat kecamatan ini sangat berpotensi terkena melihat letak geografisnya yang sangat memungkinkan,” imbuhnya.

Meski begitu, kata Purwadi, kemungkinan terjadinya bencana maih dapat diminimalisir khususnya masalah banjir.

Tingkat kesadaraan dan peran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar sangat berpengaruh dengan kondisi saluran iar agar debit air tidak terhambat saat hujan lebat databg melanda.

Ia juga menjelaskan, bencana alam bisa terjadi tanpa dapat diprediksi. Seperti baru-baru ini terjadi di lingkungan Cilodang, Kelurahan Gunungsugih, Kecamatan Ciwandan, ketika hujan lebat melandang, Cilodang langsung terencam air mnecapai 1,5 meter. Padahal curah hujan hanya sejenak.

Berbeda dialami ancaman pada daerah Kecamatan Pulomerak yang identik dengan bencana longsornya.

Banyaknya dataran tinggi di Kecamatan Pulomerak dan curam membuat daerah itu rawan kejadian tanah longsor pada saat musim hujan terjadi.

“Seperti yang di depan PT Indah Kiat ancaman tanah longsor selalu menghantui. Bahaya banjir serupa juga sangat dimungkinkan,” terangnya.

Ia menghimbau agar kesadaaran masyarakat lebih ditingkat pada lingkungan sekitar dalam mengantisipasi terjadinya korban jiwa akibat bencana alam.

Dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ia pun kepada seluruh pihak untuk segera menginformasikannya apabila melihat kejadian alam yang mencurgikan. Yakni dengan cari melaporkan ke BPBD Kota Cilegon.

“Lurah dan camat juga harus lebih siaga saat memasuk penghujan ini. Melihat mereka (Lurah dan Camat) adalah orang yang paling mengetahui wilayahnya,” katanya.

Ia mengakui, untuk mengantisipasi bencana alam, BPBD Kota Cilegon masih banyak menghadapi hambatan, karena keterbatasan personel dan peralatan. BPBD Kota Cilegon hanya memiliki 37 petugas lapangan. Jumlah itu masih dinilai kurang.

  • Bagikan