Mahasiswa Sebagai Mediator Politik Rasional

  • Bagikan

Tidak bisa dipungkiri bahwa, eksistensi mahasiswa didalam gerbong politik selalu menjadi topik yang harus dibicarakan terus-menerus. Hal tersebut jelas dapat dideskripsikan sebagai upaya rasional yang berangkat dari pemahaman bahwa manusia adalah “Binatang yang berpolitik” (Zoon Politicon).

Rentetan peristiwa perubahan sebuah alur politik menjadi tak terbantahkan akibat masuknya mahasiwa dengan membawa nilai kritisisme. Hal ini terlihat ketika mereka percaya bahwa, selain menjadi edukator politik juga sebagai agent of change, agent of control, moral force dll.

Akibatnya adalah, mereka seyogyanya melihat berbagai macam faktor tersebut sebagai wilayah yang kosong untuk kemudian di isi. Hal ini tentunya, menjadi corak tersendiri bagi gerakan yang mereka bangun yang kemudian bisa diilhami sebagai sebuah perjuangan untuk memperjuangkan nasib masyaratakat. Sebagai salah satu faktor pendukung untuk mewujudkan tatanan dan sistem demokrasi yang baik, hal ini menjadi pioneer utama agar kebiasaan masyarakat dalam menjalani kehidupan berdemokrasi menjadi rasional.

Sejarah telah mencatat bahwa, alur kemajuan dan kemunduran demokrasi telah dilakukan oleh berbagai macam kekuatan yang mencoba melawan tirani yang sifatnya mengklaim bahwa mereka adalah representasi dari kehendak rakyat. Dengan konsekuensi logis, kekuatan-kekuatan tersebut menjadi corak utama untuk menggulingkan kekuasaan yang tiran. Dibelahan dunia manapun, eksistensi mahasiswa dalam membangun dan mengontrol lajunya perkembangan demokrasi tidak bisa diabaikan oleh siapapun.

Hal tersebut terlihat sangat jelas, ketika gerakan mahasiswa menjadi pemicu utama dalam merehabilitasi demokrasi yang amburadul.
Pemahaman tentang etika demokrasi menjadi sebuah landasan filosofis bagi perkembangan demokrasi itu sendiri, yang kemudian berangkat dari watak dan corak setiap masyarakat yang ada diberbagai negara.

Sebuah etika yang selalu berkaitan dengan moral manusia untuk menghadapi sebuah sistem yang menurut beberapa orang tidak menjamin terwujudnya keadilan. Konteks demokrasi dan Pemilihan Umum (Pemilu) hanya bisa dilaksanakan apabila setiap bahkan semua masyarakat memiliki etika demokrasi yang baik.

Diperlukan sebuah upaya yang dilakukan oleh setiap elemen penentu untuk memberikan pemahaman yang lebih kepada masyarakat bahwa, demokrasi menjadi jalan ketiga (Third Away) untuk mewujudkan keadilan secara merata. Mahasiswa dalam hal ini, harus mampu memposisikan diri sebagai pioneer dan sebagai rasul sosial dan sebagai edukator politik bagi masyarakat.

Dalam kapasitasnya sebagai edukator politik, mahasiswa disamping sebagai seseorang yang masih belajar dan memiliki pengetahuan yang lebih juga harus mampu menjadikan neraca intelektual sebagai penyeimbang antara watak tradisional masyarakat dengan corak politik yang ada.

Hal ini dilakukan karena adanya tarikan atau gesekan dari politik itu sendiri. Bukan tidak mungkin politik yang seharusnya menjadi seni dalam hidup menjadi bias karena adanya ketidakutuhan pemahaman masyarakat tentang politik itu sendiri. Dalam konteks demokrasi di Indonesia, masih banyak dijumpai nalar politik masyarakat yang masih dangkal yang pada akhirnya mengarah kepada konfrontasi dan kontradiksi antar masyarakat yang berbeda pilihannya.

Demokrasi yang seharusnya menjamin keterlibatan masyarakat yang berbeda justru akan amburadul jika pemetaan pilihan yang berbeda tidak dilakukan oleh aktor rasional seperti mahasiswa. Pemilu dalam hal ini memilih kepala daerah, masyarakat tentunya harus mendapat wilayah yang seharusnya menjadi tanggungjawab mereka sehingga rasionalitas dari demokrasi bisa diterima.

Mahasiswa sebagai mediator politik, harus memberikan konsep logis apakah politik bisa menerima masyarakat sebagai anggota politik atau hanya sebagai penonton dalam setiap kontes politik yang dilangsungkan. Jika hal ini dilakukan secara terus menerus dinamika demokrasi baik dari tingkat pusat dan daerah akan menjadi stabil. Karena pada dasarnya konsekuensi logis dari pertumbuhan demokrasi adalah mayoritas pemilihnya sangat rasional.

  • Bagikan