Sekda Jabar: Inovasi dan Kolaborasi Adalah Keharusan

  • Bagikan

KOTA BANDUNG –  Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja menuturkan, inovasi dan kolaborasi merupakan keharusan. Jabar pun intens berinovasi dan berkolaborasi di tengah pandemi. 

Salah satunya, membangun sistem informasi yang proaktif dan transparan kepada masyarakat bernama Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar). Pikobar sendiri diluncurkan satu hari setelah Jabar dideklarasikan darurat COVID-19, dan 16 hari kemudian aplikasi Pikobar dirilis. 

“Dua tahun ini penuh dinamika. Maret 2020 Jawa Barat warganya terjangkit COVID-19, dari sana Jabar harus membangun sistem informasi yang bagus. Alhamdulillah sampai sekarang, kita tetap berlangsung dan banyak sekali informasi berharga lebih transparan disampaikan kepada masyarakat,” kata Setiawan saat menjadi pemateri dalam TechUpdate Spesial bertema “Sinergi Hadapi Pandemi Jabar Bangkit Lewat Inovasi” di Jabar Command Center, Kota Bandung, Kamis (9/12/2021). 

“Kita pilah dari 32 fitur ini, ada beberapa layanan yang cukup menarik seperti: layanan multivitamin, obat, dan oksigen, secara gratis bagi 14.008 warga Jabar dan 17.146 layanan telekonsultasi serta untuk masalah kejiwaan di masa pandemi,” imbuhnya. 

Saat ini, pengakses laman Pikobar mencapai 5,1 juta jiwa dan penginstal aplikasi Pikobar sebanyak 1,2 juta jiwa. 

“Kita mendapat penghargaan dari KemenpanRB Tahun 2020 sebagai Pelayan Publik Terbaik dalam Penanganan COVID-19 dan kita juga mendapat Special Award for Resiliency dalam IDC Digital Transformation Award,” kata Setiawan. 

Setiawan menambahkan, selain melalui PIKOBAR, setiap minggu Pemda Provinsi Jabar berupaya untuk melaporkan kepada Gubernur, Forkopimda, baik provinsi maupun kabupaten/kota, soal perkembangan penanganan COVID-19.

“Lalu kita juga membentuk liason officers (nara damping yang terdiri dari berbagai kepala dinas provinsi) yang berhubungan dengan 27 kabupaten/kota,” ujar Setiawan. 

Selain itu, kata Setiawan, Jabar menerapkan kolaborasi pentaheliks ABCGM, yakni akademisi, bisnis, komunitas, pemerintahan, dan media, dalam menangani pandemi COVID-19.

“Alhamdulillah kita bisa terus menekan laju penyebaran virus. Dengan penduduk 50 juta bukan hal yang sederhana, bahwa kita bisa melakukan hal yang terbaik untuk bangsa dan negara, khususnya Jawa Barat,” tutur Setiawan. 

Dalam penyediaan fasilitas kesehatan, Pemda Provinsi Jabar melakukan berbagai upaya, mulai dari membuka rumah sakit darurat yang bekerja sama dengan TNI, menambah tempat tidur dan ICU di rumah sakit, sampai menyediakan pusat isolasi untuk pasien COVID-19 gejala ringan. 

“Dan yang terpenting, lab terus kita kembangkan. Mobile PCR kita kembangkan bersama Universitas Padjadjaran dan ITB, ambulans dan juga tracing. Kemudian, kita merekrut relawan, membangun kerja sama dengan kader PKK, karang taruna, posyandu. Ini untuk penyediaan SDM yang memadai selama COVID-19,” kata Setiawan. 

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang juga hadir dalam acara ini mengapresiasi inovasi Pemda Provinsi Jabar.

“Pikobar sangat bagus, saya harapkan tiap provinsi juga sampai kabupaten/kota, punya kayak Pikobar. Secara daily, bisa kita monitor,” ucapnya. 

Budi Gunadi Sadikin juga menyampaikan target penanganan pandemi saat ini tidak lain adalah menurunkan laju penularan virus. 

“Tujuannya menurunkan laju penularan. Kita harus melindungi Indonesia dari varian-varian baru. Teruslah Jawa Barat meningkatkan vaksinasi ke daerah-daerah. Jabar harus semangat untuk mencapai capaian target vaksinasi di Bulan Desember,” katanya. 

  • Bagikan